Nama
: Muzdalifah
Npm
: 10203739
Jurusan
: Manajemen
Judul : Analisa Investasi Usaha Pada Proyek
Wartel Rania
Penerbit
: Universitas Gunadarma 2006
Latar
Belakang Masalah
Pada dasarnya
suatu usaha adalah sama yaitu untuk memperoleh laba seoptimal mungkin dari
usaha yang dijalankannya agar dapat dikembangkan dan dipertahankan kelangsungan
hidup usaha tersebut.
Kebutuhan manusia akan informasi
pada era globalisasi sangat dominan atau sangat diperlukan, melakukan ataupun
mengenbangkan kegiatan yang dilakukan sehari-hari, oleh karena itu dibutuhkan
suatu informasi yang memiliki nilai dan kualitas yangn dapat menunjang segala
aktivitas tersebut.
Berbagai macam sumber informasi yang
dapat digunakan untuk memperoleh informasi diantaranya adalah media cetak dan
elektronik. Untuk elektronik khususnya dunia telekomunikasi yang dapat menerima
informasi dari teman, keluarga maupun dari seluruh dunia.
Telekomunikasi adalah salah satu contoh
usaha yang banyak didirikan khususnya dilingkungan kampus, terminal, stasiun
dan mall – mall. Didalam keadaan perekonomian sekarang ini, ada juga cabang –
cabang wartel yang dibuka oleh pemiliknya. Alasannya mereka membuka cabang
wartel baru yaitu untuk memperluas usaha, meningkatkan keuangan, unutk
menggunakan uang simpanan sebagai modal, serta membantu pemakai wartel dalam
berkomunikasi dan mendapatkan informasi yang cepat.
Dalam membuka cabang baru ini
diperlukan modal yang cukup besar. Pemilik dapat memakai modal sendiri,
meminjam dari bank atau bisa juga pemilik mencari investor untuk menanamkan
modalnya. Investasi ini bisa saja dapat dikembalikan kepada pemiliknya dengan
syarat yang telah disepakati oleh kedua pihak dengan membagi keuntungan antara
pemilik usaha dan investor atau bisa disebut juga sistem bagi hasil.
Sebelum menanamkan modalnya biasanya
para investor mencari tahu apakah usaha yang mereka biayai dapat mengahasilkan
keuntungan atau tidak, dengan melakukan usaha uji kelayakan investasi. Dalam
melakukan uji kelayakan investasi ini, perlu melihat dari beberapa aspek,
seperti aspek pemasaran,aspek hukum, keuangan dan teknik. Salah satu cara yang
digunakan untuk melihat suatu usaha dalam aspek keuangan adalah bagaimana
keadaan aliran kas (cashflow), NPV,
PP, IRR, dan PI. Berdasarkan masalah diatas maka penulis ingin mengambil judul “Analisa
Investasi Usaha Pada Proyek Wartel Rania.”
Rumusan dan Batasan Masalah
perumusan masalah dalam
penulisan ini adalah seberapa besar manfaat studi kelayakan usaha pada
investasi wartel. Penulis membatasi ruang lingkup masalah yaitu “Analisa Investasi
Usaha Pada Proyek Wartel Rania”, menggunakan empat metode analisa keuangan (
Payback Period, NPV, IRR, dan PI ) data yang digunakan adalah aliran kas tahun
2006-2007.
Tujuan
penelitian
Didalam
melakukan penelitian ini penulis mempunyai tujuan sebagai berikut, yaitu :
- Mengetahui usulan investasi uasah pada Wartel Rania apakah diterima atau ditolak.
- Mengetahui besarnya Payback Period, Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), dan Profitabilitas Indeks (PI).
Metode
Penelitian
Dalam penulisan ilmiah ini,
penulis menganalisis data dan melakukan penelitian dgn metode penelitian
dibawah ini:
- Objek
Penelitian
Objek penulisan adalah
pengembangan usaha yang akan dilakukan pada “Wartel Rania” yang beralamat di
Jl. Raden Saleh II Jakarta Pusat.
- Data atau
Variabel yang digunakan
Data yang
digunakan penulis dalam penulisan ilmiah ini adalah :
- Data Primer
Penulis melakukan studi lapangan dan wawancara langsung kepada pemilik
dan karyawan Wartel Rania.
- Data Sekunder
Laporan aliran kas 2006.
- Metode
Pengumpulan Data
a) Studi lapangan ( Field Research )
Suatu metode penelititan yang
dilakukan dengan cara mendatangi langsung objek penelitian. Dalam hal ini
penulis wawancara langsung dengan pegawai dan pemilik wartel Rania.
b) Studi Pustaka ( Library Research )
Dalam hal ini penulis mengumpulkan
data yang telah terkumpul dengan referensi buku yang mengacu pada bidang yang
berkaitan dengan studi kelayakan usaha.
Alat analisis yang
digunakan
Metode Payback
Period
Payback period
adalah jumlah tahun yang dibutuhkan agar pengembalian-pengembalian yang
diterima menyamai jumlah yang diinvestasikan.
Sedangkan
menurut Arthur J. Keown “Payback period
adalah suatu periode yang diperlukan untuk dapat menutup kembali pengeluaran
investasi dengan menggunakan procceds atau aktiva kas (net cash flows)”. Dengan
demikian Payback period dari suatu
investasi menggambarkan panjangnya waktu yang diperlukan akan dana yang tertanam
pada suatu investasi dapat diperoleh seluruhnya.
Payback
period =
Jadi kriteria penilaian pada metode Payback period ini adalah :
o
Jika Payback
periodnya < waktu maksimum, maka usulan proyek tersebut dapat diterima.
o
Jika Payback
periodnya > waktu maksimum, maka usulan proyek tersebut
ditolak.
Metode Net
Present Value (NPV)
Metode NPV
adalah metode yang memperhatikan “time
value of money”, maka procceds yang digunakan dalam menghitung NPV adalah procceds atau “cash flow” yang didiskontokan atas dasar biaya modal (cash of capital) “rate of return” yang diinginkan.
NPV =
Keterangan
:
At =
cash flow pada period t
k =
discount rate
I =
PV dari outlay
n =
perkiraan umur proyek
Kriteria
penilaian NPV adalah :
a.
Jika NPV
> 0, maka investasi diterima.
b.
Jika NPV
< 0, maka investasi ditolak.
IRR (Internal
Rate of Return)
Internal Rate of Return merupakan metode
penilaian usul investasi yang menggunakan “discount
cash flows”. IRR adalah tingkat bunga yang akan diterima (PV Future Procceds) sama dengan jumlah
nilai sekarang dari pengeluaran modal (PV
Capital Outlays). Pada dasarnya IRR harus dicari dengan cara “trial and error” dengan metode
coba-coba.
Rumusan
dari Internal Rate of Return dengan
metode interpolasi adalah sebagai
berikut :
IRR =
Keterangan
:
rk = tingkat bunga kecil
rb = tingkat bunga besar
NPV
= net present value
TPV
= total present value
Metode ini
diterapkan dengan prosedur :
1)
Mencari nilai bersih dari investasi.
2)
Apabila nilai sekarang bersih positif, maka tingkat
hasil dinaikan sampai menunjukan nilai sekarang bersih negative. Atau
sebaliknya apabila nilai sekarang negative, maka dicari tingkat hasil sampai
nilai sekarang bersih posirtif.
Kriteria
penilaian IRR adalah :
a.
Jika IRR
> dari suku bunga yang telah
ditetapkan, maka investasi diterima.
b.
Jika IRR
< dari suku bunga yang telah
ditetapkan, maka investasi ditolak.
Profitabilitas Indeks (PI)
Profitabilitas
Indeks adalah menghitung antara nilai sekarang dari penerimaan kas bersih di
masa yang akan datang dengan nilai sekarang investasi.
PI =
Kriteria untuk Profitabilitas
Indeks :
a.
Jika PI
> 1, maka investasi diterima.
b.
Jika PI
< 1, maka investasi ditolak.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1
Data dan
Profile Objek Penelitian
Seiring dengan perkembangan
teknologi yang pesat, masyarakat mulai tertarik dengan yang namanya
telekomunikasi. Kesadaran masyarakat mengenai komunukasi dapat memicu orang
untuk mendirikan usaha wartel atau sering disebut warung telekomunikasi. Wartel
adalah alat untuk berkomunikasi jarak jauh untuk mendapatkan informasi yang
mungkin sangat berguna.
Dalam hal ini penulis memilih tempat
sebagai bahan penelitian yaitu uasa wartel Rania yang berada di Jl.Raden saleh
II Jakarta Pusat 10330. Pemilik wartel ini adalah Umi Uun.
Wartel ini berdiri sejak tahun 2000,
wartel ini mempunyai fasilitas yaitu 4 unit telepon, 1 printer, I komputer.
Untuk menambah layanan dalam fasilitas komunikasi, wartel Rania berniat menambah
4 unit telepon.
Dalam menghadapi perekonomian ini
dalam menjalankan usaha, pemilik ingin memperluas usahanya dengan menambah
bangunan, menambah investasi yang dimiliki, dan menambah peralatan yang
diperlukan untuk memperluas usaha.
4.1.1
Struktur Organisasi
Wartel Rania mempuyai struktur
organisasi sebagai berikut :
1.
Pemilik
Adalah pendiri, dan seseorang yang sangat
berperan dalam kemajuan wartel Rania ini.
2.
Operator
Adalah
orang yang tugasnya melayani pelanggan yang sebaik-baiknya jika pelanggan ingin
membayar.
Gambar 4.1
Struktur Organisasi Wartel Rania
Sumber : Wartel Rania 2006
4.1.2
Bentuk
Organisasi
Bentuk organisasi di
dalam wartel adalah organisasi lini, yaitu tidak adanya batasan antara atasan dan bawahan.
Organisasi lini atau
garis adalah bentuk organisasi yang di dalamnya terdapat garis wewenang yang
berhubungan langsung secara vertikal antara atasan dengan bawahan.
Ciri-ciri :
1) Jumlah
karyawannya sedikit.
2) Selain
menejer, menejer di bawahnya hanya pelaksana.
3) Sarana
dan alatnya terbatas.
4) Hubungan
antara atasan dan bawahan bersifat langsung.
5) Bentuk
lini pada perusahaan perorangan, pemilik perusahaan adalah Top Manajer.
Sedangkan kebaikan dan
keburukan adalah sebagai berikut
Kebaikannya :
1) Atasan
dan bawahan di hubungkan dengan garis komando.
2) Rasa
solidaritas dan spontanitas seluruh anggota organisasi besar.
3) Proses
decision making berjalan cepat.
4) Disiplin
dan loyaritas tinggi.
5) Rasa
saling pengertian antar anggota tinggi.
Keburukannya :
1) Tendensi
gaya
kepemimpinan oktokratis.
2) Pengembangan
kreativitas karyawan terhambat.
3) Tujuan
Top Manajer sering tidak bisa di bedakan dengan tujuan organisasi.
4) Karyawan
tergantung pada satu orang dalam organisasi.
4.2
Hasil
Penelitian dan Analisis
Seiring dengan perkembangan
teknologi yang pesat, masyararat banyak menggunakan telepon sebagai alat komunikasi jarak jauh.
Meningkatnya kesadaran
masyarakat mengenai telepon dapat memacu orang untuk mendirikan usaha wartel,
karena telepon merupakan alat komunikasi jarak jauh yang efisien dan efektif.
Disini penulis ingin menjelaskan bagaimana perkembangan uasaha wartel Rania
pada saat ini, dengan mempunyai fasilitas 4 KBU,AC, local, Interlokal, HP.
Wartel Rania merupakan
wartel yang banyak pengunjungnya dari semua kalangan, karena tempatnya dekat
dengan perumahan Raden Saleh terutama lingkungan kost – kostan. Setelah pemilik melihat keadaan tersebut,
maka pemilik wartel merencanakan untuk memperluas usahanya dengan membuka
cabang dari wartel Rania. Untuk menyesuaikan tujuan dan visi usaha wartel
Rania, maka perlu diperhatikan beberapa hal yang menunjang berdirinya serta
berjalannya usaha wartel ini untuk itu perlu kita pelajari atau dimengerti
fartor-faktor di bawah ini :
1) Pasar
Potensial
Dilihat dari situasi
tempat dimana perluasan atau pengembangan wartel Rania akan didirikan wartel
ini mempunyai tempat dekat dengan kost-kostan, dan lingkungan masyarakat
sekitarnya.
2) Lokasi
Wartel yang akan
diperluas adalah wartel Rania yaitu di Jl.Raden Saleh II Jakarta Pusat.
3) Pesaing
Suatu usaha jasa
seperti wartel ini merupakan usaha yang dapat dikatakan banyak dapat ditemui
khususnya didaerah terminal,stasiun,mall-mall, karena usaha jasa dalam bidang
ini sangat membantu masyarakat akan kebutuhan informasi dan komunikasi. Penulis
melihat terdapat jenis usaha wartel lain yang berhadapan dengan wartel Rania.
Oleh karena itu menyimpulkan bahwa persaingan yang akan terjadi tidak akan
terlalu tinggi.
4)
Sarana
Sarana yang akan dimiliki untuk wartel Rania yang akan
diperluas adalah sebagai berikut :
· Luas
bangunan 3 x 4 m
· 1
(buah) AC
· 4
kursi
· 4
KBU
· Pesawat
telepon
· 1
lemari Es
4.3 Analisis
Investasi
Berdasarkan informasi
data yang telah dilakukan, disarankan agar rencana untuk memperluas usaha
wartel ini, memerlukan beberapa peralatan yang menunjang pengembangan tersebut.
Berikut ini adalah data investasi yang diperlukan untuk memeperluas Wartel
Rania:
Tabel 4.1
INVESTASI WARTEL
RANIA
NO
|
Uraian
|
Jml Barang
|
Harga Unit
|
Total (Rp)
|
Dep/thn
|
Nilai sisa
|
1
|
Izin
|
-
|
-
|
200.000
|
-
|
0
|
2
|
Papan nama&
Spanduk
|
-
|
-
|
300.000
|
-
|
0
|
3
|
Pembuatan
kamar KBU
|
4
|
500.000
|
2.000.000
|
500.000/3
|
500.000
|
4
|
Pesawat
telepon
|
4
|
100.000
|
400.000
|
200.000/2
|
0
|
5
|
Kursi
|
4
|
30.000
|
120.000
|
40.000/3
|
0
|
6
|
Pearangkat
Wartel
|
4
|
6.000.000
|
24.000.000
|
12.000.000/2
|
0
|
7
|
Meja
kasir
|
1
|
600.000
|
600.000
|
300.000/2
|
0
|
8
|
Kursi
kasir
|
1
|
50.000
|
50.000
|
25.000/2
|
0
|
9
|
Komputer
|
1
|
3.500.000
|
3.500.000
|
2.000.000/1
|
1.500.000
|
10
|
Printer
|
1
|
500.000
|
500.000
|
165.000/3
|
50000
|
11
|
Jam
|
1
|
45.000
|
45.000
|
-
|
0
|
12
|
Stabilizier
|
1
|
1.500.000
|
1.500.000
|
600.000/2
|
300000
|
|
TOTAL
|
|
|
33.215.000
|
15.830.000
|
|
Dengan investasi Rp.
33.215.000,- dapat diharapkan bahwa, wartel rania ini akan berjalan dengan
baik, karena modal awal ini dapat dipastikan kembali dalam jangka waktu
singkat.
Aliran Kas Bersih
Wartel buka dalam 1 hari 13 jam, pemakaian efektif 2,75 jam dari buka
LOKAL:
2,75 jam x 70 % =
1,9 jam
= 115 menit
=
1 menit = 1 pulsa
Pulsa wartel =
Tarif Rp 275 / pulsa
=
Total pulsa lokal = 115 pulsa
=
Pendapatan lokal = 115 x Rp 275 = 31.625 (KBU)
Total pendapatan dari 4 KBU = 4 x Rp 31.625 = Rp 126.500
HP dan Interlokal :
2,75 jam x 30 % = 0.825 jam
= 50 menit
HP / menit = Rp 1000 x 50 menit = 50.000 (KBU)
4 KBU = 4 x Rp 50.000 = Rp 200.000
Jadi penghasilan seluruhnya dari 4 KBU :
1 hari = Rp 126.500 + Rp 200.000 = Rp
326.500
1 bulan = Rp 326.500 x 30 = Rp
9.795.000
1 tahun = Rp 9.795.000 x 12
= Rp 117.540.000
Biaya telepon :
Perbandingan
pulsa telepon wartel dan telkom 1 : 2
Local 115
/ 2 = 57 pulsa
Rp 275 x
57 = Rp 15.675
HP dan
Interlokal
50 / 2 =
25 pulsa
Rp 1000 x
25 = Rp 25.000
Jadi, Rp 15.675 + Rp 25.000 = Rp 40.675
4 KBU = 4 x Rp 40.675 = Rp 162.700
Dari
pendapatan telkom dan pengusaha dengan bagi hasil 80 % : 20 %. 80 % untuk
telkom dan 20 % untuk pengusaha.
Jadi
biaya telepon ke telkom =
Rp 162.700 x 80 %
1 hari = Rp 130.160
1 bulan = Rp 130.160 x 30 = Rp 3.904.800
1 tahun = Rp 3.904.800 x 12 = Rp 46.857.600
ALIRAN KAS MASUK DAN KAS KELUAR
:
Taksiran
pendapatan ( cash flow ) Rp 117.540.000
Taksira
biaya operasi :
Bi.
HP dan lokal ke telkom Rp 46.857.600
Bi.
Gaji 2 karyawan
@
Rp 400.000 = Rp 800.000 x 12 Rp
9.600.000
Bi.
Sewa Tempat Rp
10.000.000
Bi.
Listrik Rp 375.000 x 12 Rp 4.500.000
Bi.
Maintenance Rp 300.000 x 12 Rp 3.600.000
+
Total Rp
74.557.600
Depresiasi
Rp 15.830.000 -
Total Rp 58.727.600
EBIT Rp 58.812.400
PTKP (K/2) Rp 15.600.000
EAT Rp 43.212.400
Taksiran Penghasilan (total cash flow) Rp 43.212.400
Tingkat Kelayakan Usaha
Untuk mengetahui apakah
dengan modal Rp 33.215.000 . Investasi dapat mengalami keuntungan atau kerugian
ataupun usaha ini dapat diperluas. Untuk dapat mengetahuinya yaitu dengan cara
NPV, PP, IRR, PI.
4.3.1
Payback
Period
PP
=
PP =
PP = 9,22 ( 9 bulan 6 hari )
Dalam waktu 9 bulan 6
hari wartel ini dapat mengembalikan investasinya, maka usaha ini layak untuk
tetap dilaksanakaan dan diperluas.
4.3.2
Net Present
Value (NPV)
Untuk mencari NPV,
penulis menggunakan tingkat suku bunga sebesar 12 %. Maka perhitungannya
sebagai berikut :
PV Procceds = 0,8928 x Rp 43.212.400
= Rp 38.580.030
PV Outlay = Rp 33.215.000 -
NPV
Rp
5.365.030
Karena NPV diketahui hasilnya positif, maka usaha ini layak untuk diperluas.
4.3.3
Internal
Rate of Return (IRR)
Jumlah investasi = Rp 33.215.000
Jumlah Procceds = Rp 43.212.400
Untuk menghitung IRR,
penulis mencoba dengan tingkat suku bunga sebesar 31 % untuk PV dari Proceeds.
Dengan menggunakan bantuan dari :
PV Proceeds = 0,7633 x Rp
43.212.400 = Rp 32.984.024
PV
outlay = Rp 33.215.000 -
NPV2 = Rp - 230.976
31 % - 12 %
R = 12 % - Rp 5.365.030
Rp – 230.976 – Rp 5.365.030
=
12 % - Rp 5.365.030 (19)
Rp – 5.596.006
=
15 % - Rp 101.935.570
Rp – 5.596.006
= 12 % + 18,21 %
= 30,21 %
Dari hasil perhitungan
IRR sebesar 30,21 %, berarti usulan investasi perluasan usaha atas wartel Rania
dapat diterima karena IRRnya lebih besar dari bunga yang ditetapkan yaitu 12 %.
4.3.4
Profitabilitas
Indeks
PI
=
=
=
1,3
Jadi investasi layak dan
dapat diterima karena nilai Profitability
Indeks lebih besar dari 1 (satu).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar