Rabu, 18 April 2012

Tugas Softskill Pendidikan Kewarganegaraan Mengenai Ketahanan Nasional


Ketahanan Nasional dan Konsepsi Ketahanan Nasional
Ketahanan nasional adalah kondisi dinamis suatu bangsa yang meliputi segenap kehidupan nasional yang terintegrasi, berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan, baik yang datang dari dalam maupun dari luar, untuk menjamin identitas, integrasi dan kelangsungan hidup bangsa dan negar serta perjuangan mencapai tujuan nasional dapat dijelaskan seperti dibawah ini :

- Ketangguhan
Adalah kekuatan yang menyebabkan seseorang atau sesuatu dapat bertahan, kuat menderita atau dapat menanggulangi beban yang dipikulnya.

- Keuletan
Adalah usaha secara giat dengan kemampuan yang keras dalam menggunakan kemampuan tersebut diatas untuk mencapai tujuan.

- Identitas
Yaitu ciri khas suatu bangsa atau negara dilihat secara keseluruhan. Negara dilihat dalam pengertian sebagai suatu organisasi masyarakat yang dibatasi oleh wilayah dengan penduduk, sejarah, pemerintahan, dan tujuan nasional serta dengan peran internasionalnya.

- Integritas
Yaitu kesatuan menyeluruh dalam kehidupan nasional suatu bangsa baik unsur sosial maupun alamiah, baik bersifat potensional maupun fungsional.

- Ancaman
Yang dimaksud disini adalah hal/usaha yang bersifat mengubah atau merombak kebijaksanaan dan usaha ini dilakukan secara konseptual, kriminal dan politis.

- Hambatan dan gangguan
Adalah hal atau usaha yang berasal dari luar dan dari diri sendiri yang bersifat dan bertujuan melemahkan atau menghalangi secara tidak konsepsional.

Sifat – Sifat Ketahanan Nasional Indonesia

1. Mandiri :
Percaya pada kemampuan dan kekuatan sendiri bertumpu pada identitas, integritas dan kepribadian. Kemandirian merupakan prasyarat menjalin kerjasama yang saling menguntungkan

2. Dinamis :
Berubah tergantung pada situasi dan kondisi bangsa dan negara serta kondisi lingkungan strategis.

3. Wibawa :
Pembinaan ketahanan nasional yang berhasil akan meningkatkan kemampuan bangsa dan menjadi faktor yang diperhatikan pihak lain.

4. Konsultasi dan Kerjasama :
Sikap konsultatif dan kerjasama serta saling menghargai dengan mengandalkan pada kekuatan moral dan kepribadian bangsa

Asas Ketahanan Nasional Indonesia

Asas ketahanan nasional adalah tata laku yang didasari nilai-nilai yang tersusun berlandaskan Pancasil, UUD 1945 dan Wawasan Nusantara. Asas-asas tersebut adalah sebagai berikut (Lemhannas, 2000: 99 – 11).

- Asas kesejahtraan dan keamanan
Asas ini merupakan kebutuhan yang sangat mendasar dan wajib dipenuhi bagi individu maupun masyarakat atau kelompok. Didalam kehidupan nasional berbangsa dan bernegara, unsur kesejahteraan dan keamanan ini biasanya menjadi tolak ukur bagi mantap/tidaknya ketahanan nasional.

- Asas komprehensif/menyeluruh terpadu
Artinya, ketahanan nasional mencakup seluruh aspek kehidupan. Aspek-aspek tersebut berkaitan dalam bentuk persatuan dan perpaduan secara selaras, serasi, dan seimbang.

- Asas kekeluargaan
Asas ini bersikap keadilan, kebersamaan, kesamaan, gotong royong, tenggang rasa dan tanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam hal hidup dengan asas kekeluargaan ini diakui adanya perbedaan, dan kenyataan real ini dikembangkan secara serasi dalam kehidupan kemitraan dan dijaga dari konflik yang bersifat merusak/destruktif.

Kedudukan dan Fungsi Ketahanan Nasional
Kedudukan dan fungsi ketahanan nasional dapat dijelaskan sebagai berikut :
a). Kedudukan :
ketahanan nasional merupakan suatu ajaran yang diyakini kebenarannya oleh seluruh bangsa Indonesia serta merupakan cara terbaik yang perlu di implementasikan secara berlanjut dalam rangka membina kondisi kehidupan nasional yang ingin diwujudkan, wawasan nusantara dan ketahanan nasional berkedudukan sebagai landasan konseptual, yang didasari oleh Pancasil sebagai landasan ideal dan UUD sebagai landasan konstisional dalam paradigma pembangunan nasional.
b). Fungsi :
Ketahanan nasional nasional dalam fungsinya sebagai doktrin dasar nasional perlu dipahami untuk menjamin tetap terjadinya pola pikir, pola sikap, pola tindak dan pola kerja dalam menyatukan langkah bangsa yang bersifat inter – regional (wilayah), inter – sektoral maupun multi disiplin. Konsep doktriner ini perlu supaya tidak ada cara berfikir yang terkotak-kotak (sektoral). Satu alasan adalah bahwa bila penyimpangan terjadi, maka akan timbul pemborosan waktu, tenaga dan sarana, yang bahkan berpotensi dalam cita-cita nasional. Ketahanan nasional juga berfungsi sebagai pola dasar pembangunan nasional. Pada hakikatnya merupakan arah dan pedoman dalam pelaksanaan pembangunman nasional disegala bidang dan sektor pembangunan secara terpadu, yang dilaksanakan sesuai dengan rancangan program.

Contoh Kasus Ketahanan Nasional
Timor Leste adalah salah satu faktor penentu runtuhnya rezim dikatator Soeharto di indonesia. Kasus penjajahan negara Timor Leste oleh Indonesia merupakan agenda pertama di dunia Internasinlal yang sering dilontarkan kepada indonesia, mulai dari kritikan kepada menteri luar negeri Indonesia yang melakukan kunjungan luar negeri hingga berbagai media asing yang menggabarkan berita pendudukan tersebut. Pada zaman orde baru dimana kediktatoran Soeharto menutup jalan bagi kebebasan berekspresi dan berpendapat mengakibatkan banyak pemikir muda di negeri Indonesia tidak dapat menyalurkan aspirasinya seperti hari ini. Semua media dikontrol dan setiap penayangan di televisi di sensor. Pasa saat itu segala bentuk demonstrasi di larang oleh pemerintah dan tidak ada yang berani dengan kekuasaan Soeharto.
Ketika tidak ada seorangpun yang berani melakukan demonstrasi, mahsiswa Timor – Timur sejawa – Bali memberanikan diri untuk melalukan demonstrasi. Pada tahun 1993 – 1997 Mahasiswa Timor Timur melaksanankan aksi demonstrasinya. Aksi demonstrasinya dilakukan di berbagai pusat kota di Jakarta.
Aksi demonstrasi para mahasiswa Timor Timur tersebut mendapat banyak dukungan dari berbagai pihak di Indonesia yang menentang rezim dikator Soeharto tersebut. Demonstrsi tersebut dilakukan secara damai  dan para demonstran Timor – Timur seperti di Bundaran Hi pada tahun 1996 dikepung oleh tentara dan polisi Indonesia dengan senjata lengkap, para demonstran di tangkap, dipenjara dan ada yang dibunuh. Para demonstran Timor – Timur membawa bendera Timor – Timur waktu itu dan berbagai spanduk yang merupkan titipan dari bebrapa orang Indonesia anti OrBa juga dibentangkan yang mana banyak diantranya bertuliskan Lepaskan Timor – Timur Melalui Jalan Referendum, Usut Tuntas Pelanggran HAM di Timor – Timur, Aceh dan Papua dan Pulihkan Demokrasi.
Dalam rentang tahun tersebut, demonstrasi seirngkali dilakukan oleh Para Mahasiswa Timor – Timur, dan seperti biasa mereka sering diteror oleh para tentara dan polisi pada waktu itu. Tentara – tentara tersebut melakukan aksi dorong dan pamer otot dengan para demosntran, dimana para demosntran juga menantang tentara – tentara tersebut dengan kata – kata berikut: “Tembak disini kalau berani” sambil menunjukan dadanya kepada para tentara tersebut. Dan sering kali juga para demonstran yang sebagian besar juga berotot mengajakan para tentara untuk berduel tanpa senjata, dan para tentara dan polisi tersebut menatap mereka seolah ingin membunuh mereka. Dan itu yang terjadi, para mahasiswa dibawah ke suatu lorong di Jakarta dibawah tanah dimana para mahasiswa tersebut dimasukan dan menurut beberapa inteljen timor – Timur yang bekerja pada militer Indonesia mengatakan bahwa perintah tersebut datang dari Prabowo, akan tetapi karena beberapa mahasiswa tersebut yang kabur sewaktu kabur menginformasikan kepada Palang Merah Indonesia, maka para mahasiswa akhirnya dibebaskan.
Runtuhnya orde baru juga karena masalah Timor – Timur, karena tekanan luar negeri yang sangat banyak sehingga membuat para diplomat inodnesia sering dilecehkan oleh para aktivis HAM dunia. Para aktivis HAM dunia tersebut rata – rata dihuni oleh orang – orang Timor – Timur yang hidup di pengasingan karena invansi Indonesia seperti di Inggris, Amerika, Portugal dan beberapa negara di Eropa.