Senin, 28 Januari 2013

Jurnal Ilmiah

-->

BAB I

PENDAHULUAN



1.1              Latar Belakang Masalah
           Dalam kehidupan sehari - hari, setiap individu baik secara sadar maupun tidak sadar pasti pernah mengalami yang namanya antrian. Antrian atau dalam bahasa Inggris disebut Waiting Line adalah keadaan dimana seorang individu harus menunggu giliran untuk mendapatkan jasa pelayanan. Antrian tersebut timbul karena banyaknya individu yang membutuhkan jasa pelayanan pada waktu yang bersamaan, sebagai akibatnya pendatang harus menunggu beberapa waktu dalam suatu antrian untuk menunggu giliran agar mendapatkan pelayanan.  Antrian yang sangat panjang dan terlalu lama sangatlah menjengkelkan, oleh karena itu sistem antrian dapat dirancang lebih efisien dengan menggunakan teori antrian.
            Antrian yang sering kita jumpai diantaranya adalah antrian yang terjadi pada tempat - tempat hiburan, kassa swalayan, stasiun kereta api, apotik, bank, dan masih banyak lagi yang lainnya. Dalam penulisan ilmiah ini penulis mencoba untuk menganalisis antrian yang terjadi pada SPBU 3417114 jalan Bambu Kuning Bekasi Timur yang merupakan salah satu tempat atau perusahaan yang menjual bahan bakar minyak, seperti premium, solar, dan pertamax.

            Untuk mendapatkan jasa pelayanan dalam pembelian bahan bakar minyak, tidak jarang kendaraan harus mengantri terlebih dahulu sebelum memasuki sistem pelayanan. Agar tidak terjadi antrian yang terlalu panjang untuk memasuki sistem pelayanan maka diperlukan peningkatan pelayanan untuk meminimalkan waktu rata – rata kendaraan menunggu dalam antrian dan sistem pelayanan.  

            Maka berdasarkan keterangan diatas penulis akan mengambil judul penulisan ilmiah ini yakni : “ANALISIS ANTRIAN PADA SPBU 3417114 JALAN BAMBU KUNING BEKASI TIMUR”.


1.2              Rumusan Masalah dan batasan masalah
1.2.1    Rumusan masalah
Yang menjadi rumusan masalah dalam penulisan karya ilmiah ini adalah : Bagaimana tingkat pelayanan agar dapat meminimalkan waktu rata-rata kendaraan menunggu dalam antrian dan sistem pelayanan agar tidak terjadi antrian yang terlalu panjang.

1.2.2        Batasan Masalah      
Penelitian dibatasi pada pengamatan antrian kendaraan yang terjadi pada SPBU 3417114 dengan menggunakan metode Multi Channel – Single Phase yang diamati mulai tanggal 17 Januari 2013 sampai dengan 23 Januari 2013 antara jam 07.00 – 18.00. Dan yang diamati adalah antrian pada bahan bakar premium. Dengan jam sibuk antara jam 07.00 -10.00 dan jam 16.00 – 18.00, sedangkan jam biasa antara jam 11.00 – 15.00.

1.3       Tujuan Penelitian     
Adapun tujuan penulisan dari penelitian ini adalah guna mengetahui tingkat kedatangan dan pelayanan pada SPBU 3417114 meningkatkan pelayanan dengan meminimalkan waktu rata-rata kendaraan menunggu dalam antrian dan sistem pelayanan agar tidak terjadi antrian yang terlalu panjang.

1.4       Manfaat Penelitian
            Penulis mengharapkan dalam diadakannya penelitian ini dapat membawa manfaat, yaitu kepada :
 1. Akademis
Dapat meningkatkan wawasan dan menambah pengetahuan tentang bagaimana proses antrian yang terjadi di SPBU 3417114 Jalan Bambu Kuning Bekasi Timur
2.  Manfaat Praktis
Penulis membahas masalah antrian ini, untuk masukan SPBU 3417114 yang berada di Jalan Bambu Kuning Bekasi Timur dalam meningkatkan tingkat pelayanan terhadap nasabah dan dapat mengurangi antrian yang terjadi.

1.5               Metode Penelitian
1.5.1    Objek Penelitian
            Penelitian dilakukan pada Objek penelitian 3417114 Jalan Bambu Kuning Bekasi Timur yang digunakan dalam penulisan ini adalah orang – orang yang mengantri untuk melakukan pengisian bahan bakar di SPBU
1.5.2    Data / Variabel
            Dalam penelitian ini, variable yang diteliti adalah tingkat kedatangan rata – rata pelanggan (λ), tingkat pelayanan rata – rata (μ), jumlah pengunjung (n), jumlah fasilitas pelayanan (S) dan variabel yang lain. Penulis menggunakan data primer yaitu dengan melihat, meneliti dan menganalisa secara langsung objek yang menjadi penelitian. Secara lengkap variabel yang akan digunakan adalah sebagai berikut :
    1. Tingkat  kegunaan pelayanan (P)
    2. Probabilitas tidak ada pengunjung (Po)
c.       Rata – rata banyaknya pengantri dalam antrian (Lq)
    1. Rata – rata banyaknya pengantri dalam sistem (L)
    2. Waktu rata – rata dalam antrian (Wq)
    3. Waktu rata – rata dalam sistem (W)
    4. Probabilitas menunggu dalam sistem antrian (Pw)
1.5.3        Metode Pengumpulan Data
      Di dalam penyusunan penulisan ilmiah ini penulis memerlukan sumber -sumber data yang erat kaitannya dengan judul penulisan ilmiah ini. Adapun metode penulisan yang digunakan adalah sebagai berikut :
  1. Riset Lapangan
Merupakan studi lapangan yang dilakukan untuk memperoleh data yang akurat dengan cara melakukan :
a.       Wawancara
Yaitu cara untuk mrngumpulkan data dengan mengajukan pertanyaan langsung kepada informan atau seseorang autoritas ( seorang ahli yang berwenang dalam suatu masalah ) ( Gorys Keraf, 2001 : 161 )
    1. Observasi
Yaitu suatu pengamatan langsung terhadap suatu objek yang diteliti dalam waktu singkat dan bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai objek penelitian ( Gorys Keraf, 2001 : 162 )
  1. Metode Analisis Data
Metode yang digunakan untuk menganalisis data tersebut adalah dengan menggunakan Multi Channel Single Phase
  1. Penelitian Kepustakaan
Penelitian yang dilakukan dengan cara pengumpulan data yang didapat dari berbagai sumber tertulis yaitu dengan cara mempelajari buku – buku yang memuat materi penelitian ilmiah ini.
1.5.4        Alat analisis yang digunakan
Untuk mengelola data yang sudah terkumpul penulis mencoba menggunakan alat analisis kuantitatif. Digunakan untuk mendapatkan gambaran mengenai antrian pada SPBU 3417114 dengan menggunakan metode Multi Channel Single Phase. Multi Channel Single Phase adalah metode yang digunakan untuk dua atau lebih fasilitas pelayanan yang dialiri oleh antrian tunggal.

BAB II
LANDASAN TEORI


2.1    Kerangka Teori
2.1.1    Konsep-konsep Dasar Teori Antrian
Teori antrian atau serimg disebut sebagai Waiting line theory, atau queuning theory ditemukan dan dikembangkan oleh ahli matematikada insinyur berkebangsaan Denmark yang bernama A.K Erlang pada tahun 1909. dia mengembangkan model antrian untuk menentukan jumlah yang optimal dari fasilitas telephone switching yang digunakan untuk melayani permintaan yang ada. Penggunaan model ini makin meluas tepatnya mulai sejak akhir Perang Dunia II. Saat inin, Waiting line Theory mempunyai aplikasi yang luas untuk alat operasi perusahaan atau manajemen.
Persoalan-persoalan yang dapat diselesaikan dengan teori antrian adalah meliputi bagaimana perusahaan dapat menentukan waktu dan fasilitas yang sebaik-baiknya agar dapat menentukan waktu dan melayani konsumen atau pelanggan dengan efisien. Dalam hal ini tentu saja diperhitungkan antara ekstra biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk menambah fasilitas pelayanan baru dengan kerugian-kerugian konsumen karena harus menunggu apabila tidak diadakan penambahan fasilitas pelayanan yang baru.
Teori antrian (Tju-Tju Taruliah Dimyati dan Ahmad Dimyati, 1999 ; 345) adalah teori yang menyangkut studi matematis dari antrian-antrian atau baris-baris penungguan. Terjadinya baris-baris penungguan diakibatkan jumlah akan kebutuhan akan suatu pelayanan melebihin kapasitas yang tersedia untuk menyelenggarakn pelyanan tersebut. Dalam hal ini, apabila pelayanan terlalu banyak, maka akan memerlukan ongkos yang besar. Sebaliknya, jika kapasitas pelayanan kurang, maka akan terjadi baris penungguan dalam waktu yang cukup lama yang juga akan menimbulkan ongkos.

Dengan demikian yang menjadi tujuan utama teori Antiran ini ialah mencapai keseimbangan antara pelayanan dengan ongkos yang disebabkan oleh adanya waktu menunggu.
Dengan kata lain, tujuan dasar teori antrian adalah untuk meminimumkan total dua biaya, yaitu biaya langsung penyediaan fasilitas pelayanan dan biaya tidak langsung yang timbul karena para konsumen menunggu untuk dilayani.
Teori antrian sendiri tidak langsung memecahkan persoalan-persoalan diatas. Walaupun begitu, teori antrian menyumbangkan informasi penting yang diperlukan untuk membuat keputusan dengan cara memprediksi beberapa karakteristik dari baris penungguan. Model antrian yang akan dibahas merupakan peralatan penting unutk sisitem pengelolaan yang menguntungkan dan menghilangkan antrian.
            Ada 4 model strukur antrian dasar yang umum terjadi dalam seluruh sistem antrian (T. Hani Handoko, 1995;  271) :

1.      Singel Channel – Single Phase
Sistem ini adalah yang paling sederhana. Single channel berarti bahwa hanya ada satu jalur unutk memasuki sistem pelayanan atau ada satu fasilitas pelayanan. Single phase menunjukan bahwa hanya ada satu station pelayanan atau sekumpulan tungaal operasi yang dilaksanakan. Setelah menerima pelayanan, individu-individu keluar dari sistem.
Contoh untuk model struktur ini adalah seorang tukang cukur, pembelian tiket kereta api antarkota kecil yang dilayani oleh satu loket, seorang pelayan took, dan sebagainya.

-->

2.      Single Channel – Multi Phase
Istilah Multi Phase menunjukkan ada dua atau lebih pelayanan yang dilaksanakan secara berurutan (dalam Phase – Phase). Sebagai contoh, lini produksi massa, pencucian mobil, tukang cat mobil, dan sebagainya.

          Gambar 2.2


  
 
-->3. Multi Channel – Single Phase
            Sistem Multi channel – Single Phase terjadi (ada) kapan saja dua atau lebih fasilitas pelayanan dialiri oleh antrian tunggal. Sebagai contoh model ini adalah pembelian tiket yang dilayani oleh lebih dari satu loket pelayanan, potong rambut oleh beberapa tukang potong, dan sebagainya.


                                                                          Gambar 2.3
  -->
4.      Multi Channel – Multi Phase
                  Sistem ini mempunyai beberapa fasilitas pelayanan pada setiap tahap, sehingga lebih dari satu individu dapat dilayani pada satu waktu. Pada umumnya, jaringan antrian ini terlalu kompleks untuk di analisis dengan teori antrian, mungkin simulasi lebih sering digunakan untuk menganalisis sistem ini. Sebagai contoh registrasi para mahasisiwa di Universitas, pelayanan kepada pasien rumah sakit dari pendaftaran, diagnosa, penyembuhan sampai pembayaran.


Gambar 2.4


-->
2.1.2    Pengertian Distribusi Poisson dan Distribusi Eksponensial
            Pengertian Distribusi Poisson dan Distribusi Eksponensial menurut Haryono Subiyakto ( 1993 ) adalah :
            Distribusi Probabilitas Poisson adalah salah satu dari pola-pola kedatanagan yang paling sering ( umum ) bila kedatangan-kedatangan didistribusikan secara random. Hal ini terjadi karena distribusi poisson menggambarkan jumlah kedatangan per unit waktu bila sejumlah besar variabel-variabel random mempengaruhi tingkat kedatangan. Bila pola kedatangan individu-individu mengikuti suatu distribusi poisson, maka waktu antar kedatangan atau interval time ( yaitu waktu antara kedatangan setiap individu ) adalah random dan mengikuti suatu distribusi eksponensial.
            Bila pola kedatangan individu-individu mengikuti suatu distribusi poisson maka waktu antar kedatangan atua intervaltime (yaitu waktu antara kedatangan setiap individu) adalah random dan mengikuti suatu distribusi eksponensial.

2.2      Kajian Penelitian Sejenis
a.       Nama                     : Mochamad Fajar Rissa Putra
NPM                     : 10206623
Jurusan                  : Manajemen
Judul                     : Analisis Antrian Pada SPBU 34-17133 Perumnas III Bekasi Timur

Pada penulisan ilmiah ini, menggunakan objek penelitian SPBU 34-17133 Perumnas III Bekasi Timur khususnya hanya pada bahan bakar premium saja, yang merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa pelayanan bahan bakar kendaraan bermotor. Perusahaan ini berada di daerah Bekasi Timur dan alat analisis yang digunakan oleh penulis yaitu metode pengumpulan data dengan menggunakan metode perhitungan Multi Channel Single Phase .

·         Berdasarkan hasil survey dan hasil perhitungan pada jam sibuk dapat dikatakan bahwa rata-rata kendaraan yang menunggu dalam antrian jam sibuk, apabila dioperasikan dengan 4 fasilitas/dispenser akan terjadi antrian rata-rata 0,0639 kendaaraan dan waktu rata-rata kendaraan dalam antrian 1,8 detik. Hal ini pun menunjukkan hampir tidak adanya antrian kendaraan yang mengntri.
·         Berdasarkan hasil perhitungan dan hasil survey pada jam sibuk tersebut dapat dikatakan bahwa rata-rata kendaraan yang menunggu dalam antrian jam biasa, apabila dioperasikan 4 fasilitas/dispenser akan terjadi antrian rata-rata 0,009 kendaraan dan waktu rata-rata kendaraan dalam antrian 0,0407 detik. Hal ini pun menunjukkan hamper tidak adanya antrian kendaraan yang mengantri
·         Berdasarkan survey kedua analisis tersebut dapat di katakana bahwa antrian pada ajm sibuk yaitu sebesar 0.0639 dan pada jam biasa adalah sebesar 0,009 pada antrian bahan bakar premium yang terdapat 4 fasilitas/dispenser.

Kesimpulan :
Jadi, dari perhitungan yang didapat antrian yang terjadi di SPBU 34-17133 ini hampir tidak adanya antrian kendaraan.

b.      Nama                     : Kopita Komalasari
                  NPM                     : 10206532
                  Jurusan                  : Manajemen
Judul                     : Analisis Antrian Pada SPBU 34-13907 Jl. Sentra Primer Pulogebang Jakarta Timur
Penelitian ini  dilakukan pada SPBU 34-13907 Jl. Sentra Primer Pulogebang Jakarta Timur. Dalam hal ini yang menjadi objek penelitian adalah antrian para pelanggan kendaraan bermotor roda dua pada bahan bakar premium SPBU 34-13907.  Alat analisis yang digunakan oleh penulis yaitu metode pengumpulan data dengan menggunakan metode perhitungan Multi Channel Single Phase .
·         Hasil perhitungan pada jam sibuk didapatkan waktu rata-rata kendaraan menunggu dalama ntrian 7,608 menit, waktu rata-rata kendaraan menunggu dalam sistem pelayanan 7,8 menit, tingkat kedatangan rata-rata kendaraan sebesar 313 kendaraan, tingkat kegunaan karyawan sebesar 97%, probabilitas operator SPBU menganggur sebesar 3%, probabilitas waktu menunggu dalam antrian sebesar 95,1%, tingkat pelayanan rata-rata sebesar 80 kendaraan dan waktu pelayanan rata-rata sebesar 0,75 menit.
·         Sedangkan hasil perhitungan pada jam biasa yaitu waktu rata-rata kendaraan menunggu dalam antrian sebesar 0,061848 menit, waktu rata-rata kendaraan menunggu dalam sistem pelayanan sebesar 0,4584 menit, tingkat kedatangan rata-rata sebesar 151,33 kendaraan, tingkat kegunaan karyawan sebesar 47%, probabilitas operator SPBU menganggur sebesar 53%, probabilitas waktu menunggu rata-rata dalam antrian sebesar 17,39%, tingkat pelayanan rata-rata sebesar 80 kendaraan dan waktu pelayanan rata-rata sebesar 0,75 menit.
Kesimpulan :
Antrian yang terjadi lebih banyak pada jam sibuk dibandingkan pada jam biasa, begitu pula dengan tingkat kagunaan karyawannya.

c.       Nama         : Lintang Christofani
                  NPM         : 10206555
                  Jurusan      : Manajemen
                  Judul         : Analisis Antrian Pada SPBU 34-17125 Jl. Patriot Raya Kampung Dua Jakasampurna Bekasi Barat 17145
Penelitian ini  dilakukan pada SPBU 34-17125 Jl. Patriot Raya Kampung Dua Jakasampurna Bekasi Barat 17145. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah jumlah operator yang melayani para konsumen yang memerlukan bahan bakar minyak sebesar 7 orang per shift, agar dapat menjaga citra pelayanan sebaik mungkin dan memberikan kualitas pelayanan terbaik bagi konsumen. Alat analisis yang digunakan oleh penulis yaitu metode pengumpulan data dengan menggunakan metode perhitungan Multi Channel Single Phase .
·         Dari hasil perhitungan pada jam sibuk didapatkan waktu rata-rata kendaraan menunggu dalam antrian sebesar 9,948 menit, waktu rata-rata kendaraan menunggu dalam sistem pelayanan sebesar 10,139 menit, tingkat kedatangan kendaraan rata-rata per jam sebesar 314,2 kendaraan, tingkat kegunaan karyawan sebesar 98%, probabilitas operator SPBU menganggur sebesar 2%, probabilitas waktu menunggu dalam antrian 96,2%, tingkat pelayanan rata-rata 80% kendaraan per jam, dan waktu pelayanan rata-rata kendaraan sebesar 0,75 menit.
·         Sedangkan hasil perhitungan pada jam biasa yaitu waktu rata-rata menunggu dalam antrian sebesar 0,06376 menit, waktu rata-rata kendaraan menunggu dalam sistem pelayanan sebesar 0,456 menit, tingkat kedatangan rata-rata per jam sebesar 152,67 kendaraan, tingkat kegunaan karyawan sebesar 48%, probabilitas operator SPBU menganggur sebesar 52%, probabilitas waktu manunggu dalam antrian sebesar 17,78%, tingkat pelayanan rata-rata sebesar 80 kendaraan per jam, dan waktu pelayanan rata-rata kendaraan sebesar 0,75 menit.
Kesimpulan :
Berdasarkan analisis kedua data tersebut dapat disimpulkan bahwa pada jam sibuk dalam sistem pelayanan pengisian bahan bakar premium dijumpai antrian kendaraan bermotor yang cukup panjang, sehingga untuk mengatasinya diharapkan operator SPBU yang bersangkutan dapat mengarahkan konsumen untuk tidak menunggu di satu mesin dispenser/fasilitas saja, akan tetapi dialihkan ke mesin fasilitas/dispenser bahan bakar premium lainnya.
             

2.3 Alat Analisis
Rumus yang digunakan oleh penulis dalam Penulisan Ilmiah ini adalah model M/M/S/I/I. Ciri model ini adalah hanya ada sebuah antrian didepan fasilitas pelayanan yang berisi banyak saluran atau pelayan. Pengantri akan dilayani jika pelayan siap atas dasar FCFS ( First Come - First Served ). Untuk M pertama adalah menunjukkan tingkat kedatangan mengikuti distribusi probabilitas poisson. M yang kedua adalah menunjukkan tingkat pelayanan mengikuti distribusi probabilitas poisson. S adalah menunjukkan jumlah channel ( fasilitas pelayanan ) dalam sistem yang tidak terbatas. I pertama menunjukkan bahwa sumber populasi tidak terbatas ( infinite ). Dan I kedua adalah kepanjangan antrian tidak terbatas ( infinite ). Dan rumus untuk model M/M/S/I/I dapat dilihat dalam tabel 2.1 dibawah ini :





                              Tabel 2.1
Rumus yang digunakan untuk Model M/M/S/I/I
NOTASI
PENJELASAN
UKURAN
l   =    Jumlah Kedatangan Nasabah
                  Lama Pengamatan
1/m =     Jumlah Lama Pelayanan
          Jumlah Kedatangan Nasabah
m   =                  60 Menit
            Waktu Pelayanan Rata-rata

n

S


Tingkat Kedatangan Rata-rata
Waktu Pelayanan Rata-rata
Tingkat Pelayanan Rata-rata

Jumlah Nasabah

Jumlah Fasilitas Pelayanan

Unit / Jam

Jam / Nasabah

Unit / Jam


Unit

Unit Pelayanan
                      
nq =       lm (l/m) s    ( Po )
          (S-1)! (Sm-l)2
           

Jumlah Rata-rata Nasabah  Menunggu untuk Di layani dalam Antrian


Unit
nt = nq +      l
                     m

Jumlah Rata-rata Nasabah
dalam Sistem


Unit
NOTASI

tq =             Po                     l       S
        mS (S!) (1-(l/Sm)) 2        m

PENJELASAN

Waktu Rata-rata dalam
Antrian
UKURAN

Jam

tt = tq + ( 1 / m )

Waktu Rata-rata dalam
Sistem


Jam

P = l / ( Sm )


Tingkat Kegunaan Karyawan


Ratio
                  
Po =                       1               
      S-1                               
       S      l / m    n +       ( l/m )s
   n = 0       n !           S! (1-(l/Sm))



Probabilitas Tidak Ada Nasabah dalam Sistem





Frekuensi Relatif

E ( CS ) = SCs


Biaya Penambahan Fasilitas  Pelayanan


Rp / Jam
                   
Pw =       l     S                Po            
               m             S! (1-(l/Sm))


Probabilitas Waktu untuk Menunggu Dalam Antrian

Frekuensi Relatif
NOTASI

Cs =        Gaji Karyawan Teller
  Jumlah Hari Kerja x Jumlah Jam Kerja        

PENJELASAN
Biaya Pelayanan Per Satuan Waktu Per Fasilitas Pelayanan

UKURAN
Rp / Jam /
Server





Cw =        Rata-rata Gaji Nasabah
  Jumlah Hari Kerja x Jumlah Jam Kerja

Biaya untuk Menunggu Per Satuan Waktu Per Nasabah


Rp / Jam / Unit
E ( Cw ) = nt x Cw

Biaya Nasabah  Menunggu
Dalam Sistem


Rp / Jam

E ( Ct ) = E ( Cs ) + E ( Cw )


Biaya Total Per Periode
Waktu


Rp / Jam

Sumber : Pangestu Subagyo, Marwan Asri dan T. Hani Handoko ( 1995;280 )
-->


BAB III
METODE PENELITIAN


3.1       Objek Penelitian
            SPBU 3417114 jalan Bambu Kuning Bekasi Timur didirikan untuk memenuhi kebutuhan bahan baker minyak kepada masyarakat yang menggunakan kendaraan bermotor di wilayah Jln. Bambu Kuning Bekasi Timur dan sekitarnya.

3.2             Data/Variabel
            Dalam penelitian ini, variable yang diteliti adalah tingkat kedatangan rata – rata pelanggan (λ), tingkat pelayanan rata – rata (μ), jumlah pengunjung (n), jumlah fasilitas pelayanan (S) dan variabel yang lain. Penulis menggunakan data primer yaitu dengan melihat, meneliti dan menganalisa secara langsung objek yang menjadi penelitian. Secara lengkap variabel yang akan digunakan adalah sebagai berikut :
    1. Tingkat  kegunaan pelayanan (P)
    2. Probabilitas tidak ada pengunjung (Po) 
    3. Rata – rata banyaknya pengantri dalam antrian (Lq)
    1. Rata – rata banyaknya pengantri dalam sistem (L)
    2. Waktu rata – rata dalam antrian (Wq)
    3. Waktu rata – rata dalam sistem (W)
    4. Probabilitas menunggu dalam sistem antrian (Pw)


3.3       Metode Pengumpulan / Variabel
      Di dalam penyusunan penulisan ilmiah ini penulis memerlukan sumber -sumber data yang erat kaitannya dengan judul penulisan ilmiah ini. Adapun metode penulisan yang digunakan adalah sebagai berikut :
  1. Riset Lapangan
Merupakan studi lapangan yang dilakukan untuk memperoleh data yang akurat dengan cara melakukan :
a.       Wawancara
Yaitu cara untuk mrngumpulkan data dengan mengajukan pertanyaan langsung kepada informan atau seseorang autoritas ( seorang ahli yang berwenang dalam suatu masalah ) ( Gorys Keraf, 2001 : 161 )
    1. Observasi
Yaitu suatu pengamatan langsung terhadap suatu objek yang diteliti dalam waktu singkat dan bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai objek penelitian ( Gorys Keraf, 2001 : 162 )
  1. Metode Analisis Data
Metode yang digunakan untuk menganalisis data tersebut adalah dengan menggunakan Multi Channel Single Phase
  1. Penelitian Kepustakaan
Penelitian yang dilakukan dengan cara pengumpulan data yang didapat dari berbagai sumber tertulis yaitu dengan cara mempelajari buku – buku yang memuat materi penelitian ilmiah ini.

3.4        Alat analisis yang digunakan
Dalam perhitungan antrian ini alat analisis  yang digunakan oleh penulis  yaitu dengan menggunakan metode multi channel – single phase suatu metode yang  bisa digunakan untuk dua atau lebih fasilitas pelayanan (server) yang dialiri aliran tunggal.
















BAB V
PENUTUP

5.1          Kesimpulan
          Jika dilihat pada pembahasan di bab sebelumnya maka jam sibuk lebih baik tingkat kedatangan dan pelayanannya dibanding dengan jam biasa,  maka pada jam sibuk waktu rata – rata kendaraan menunggu dalam antrian 14,4 menit, dan waktu rata – rata kendaraan menunggu dalam sistem pelayanan 2,3 menit. Sedangkan pada jam biasa waktu rata – rata kendaraan menunggu dalam antrian 2,13 menit, dan waktu rata – rata kendaraan menunggu dalam sistem pelayanan 2 menit. Probabilitas untuk menunggu pada jam sibuk 11,42 menit, sedangkan pada jam biasa probabilitas untuk menungu 7,8 menit sehingga terjadi waktu menunggu yang terlalu lama di dalam antrian dan sistem pelayanan,. Karena dari segi jumlah kendaraan, tingkat kedatangan jam sibuk 101 kendaraan lebih besar dibandingkan dengan jam biasa 35 kendaraan, sedangkan tingkat pelayanan jam sibuk 40 kendaraan lebih besar dibandingkan dengan jam biasa  19 kendaraan.
Akan tetapi dari hasil analisis terlihat bahwa tidak terjadi selisih waktu pelayanan yang cukup besar untuk jam  sibuk dan jam biasa (2,3 menit : 2 menit) sehingga dapat juga disimpulkan bahwa pelayanan di SPBU dapat dikatakan baik karena proses pelayanan konsumen relatif cepat.
5.2          Saran
          Berdasarkan kesimpulan diatas, untuk meningkatkan pelayanan  perlu ditingkatkan waktu pelayanan rata-rata dari masing-masing mesin ,misalnya bisa kurang dari 2 menit,jika ingin dilakukan peningkatan pelayanan kepada konsumen.
Dari hasil pembahasan,perbedaan waktu lebih cenderung disebabkan oleh perbedaan jam pelayanan  : sibuk-biasa,bukan karna faktor lainnya seperti mesin dan keterampilan pelayanan pekerja.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar